“Dapatkah Indonesia mentransfer modal geologinya ke dalam keuntungan sosial dan kultural penduduknya?” (Prof. Dr. John Katili, 1983)
17 Agustus 2014, Indonesia merdeka, bebas dari penjajahan telah 69 tahun. Untuk mengisi kemerdekaan ini, pembangunan di segala bidang telah dilakukan oleh unsur-unsur bangsa ini dari periode ke periode. Meskipun demikian, Indonesia belum menjadi bangsa yang maju, rakyatnya makmur merata, dan disegani di dunia. Kita mestinya bisa mewujudkannya andaikan semua unsur bangsa ini bersatu dan tidak mengkhianati Negeri ini. Negeri ini punya banyak modal untuk mewujudkannya, antara lain modal geologi.
Inilah renungan saya pada hari tepat 69 tahun Indonesia merdeka, 17 Agustus 2014, sebuah renungan atas geologi Indonesia yang luar biasa yang sesungguhnya bisa menjadi modal yang juga luar biasa bagi Indonesia. Mari para geologist Indonesia bantulah Negeri ini mewujudkan modal geologinya untuk pengetahuan dan kemakmuran bangsa.
Saat bencana terjadi, ketika proses-proses geologi yang akut (misalnya gempa, tsunami, erupsi gunungapi, tanah longsor) bersentuhan dengan manusia, kita mungkin berpikir bahwa kondisi geologi Indonesia membawa bencana. Mungkin benar walaupun sangat samar, sebab proses-proses geologi sebenarnya hanya aksi keseimbangan; bisa menjadi bencana ketika manusia berada di arena proses-proses geologi bekerja.
Jauh dari itu, proses-proses geologi yang membentuk Indonesia justru telah membawa banyak manfaat bagi Indonesia, sehingga tidaklah berlebihan bila disebut geologi menghidupi Indonesia, melalui kerangka dan badan wilayah Indonesia yang dibentuknya. Mari kita coba pahami bagaimana halnya.
KARENA PROSES GEOLOGI…
Karena proses geologi, Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau 17.499 (Dishidros TNI, 2012) dan garis pantai terpanjang kedua di dunia 80.791 km (Dishidros TNI, 2012) atau dua kali keliling Bumi.
Karena proses geologi, Indonesia menjadi negara dengan kawasan laut dan lautan terbesar di dunia (5,8 juta km2, Dishidros TNI 2012, termasuk ZEE Indonesia) berkat dua paparan benua terbesar di dunia yang berada di dalamnya (Paparan Sunda dan Paparan Sahul), dan lereng-lereng dua benua yang saling bertemu, yang di dalamnya begitu banyak sumberdaya hayati dan nonhayati yang telah dan dapat dimanfaatkan baik energi, mineral, ikan, dan sebagainya.
Karena proses geologi, Indonesia menjadi jantung dunia bagi terumbu karang, baik pada masa lalu maupun pada masa kini. Terumbu-terumbu masa lalunya menjadi lapangan-lapangan minyak atau gas. Terumbu-terumbu masa kininya menjadi surga dunia bagi para penyelam, menakjubkan mereka dengan keindahan taman lautnya, sebuah dunia lain bawah laut. Meskipun kawasan terumbu Indonesia hanya menyusun 18 % area terumbu dunia, tetapi ia menyimpan 75 % spesies terumbu karang dunia.
Karena proses geologi, Indonesia menjadi negeri dengan jumlah gunungapi terbanyak di dunia dengan potensi panasbumi terbesar di dunia, 27.000 Mwe atau 40 % dari seluruh potensi energi panasbumi yang ada di dunia. Sekaligus para gunungapi ini membuat tanah dan air negeri ini begitu subur.
Karena proses geologi, Indonesia menjadi negeri dengan panorama sangat beragam yang semuanya indah. Jalur gunungapi masa kini maupun masa lalu, juga jalur pegunungan lipatan batuan sedimen telah membuat Indonesia mempunyai panorama yang memukau, yang menggelisahkan para pelancong, para petualang, para pendaki gunung untuk mengunjungi atau mendakinya.
Karena proses geologi, Indonesia menjadi negeri dengan begitu banyak sumber energi yang telah terbukti maupun potensial seperti minyak, gas, batubara, gas metana batubara, gas serpih, gas hidrat, panasbumi, air, angin, pasang surut, perbedaan temperatur air laut, nuklir, dan sebagainya.
Karena proses geologi, Indonesia menjadi negeri dengan varietas flora dan fauna yang begitu menakjubkan, geologilah yang membenturkan dua dunia flora dan fauna di Indonesia memberikan keunikan biogeografi yang tiada tara. Negara ini mempunyai lebih banyak spesies dibandingkan dengan negara lain di Asia, bahkan mungkin lebih banyak dibandingkan dengan negara mana pun di dunia (Anthony J. Whitten, 1991).
Karena proses geologi yang membawa negeri ini ke area tropika, maka Indonesia memiliki kawasan hutan hujan tropis yang luas di dunia, yang menjadi tempat buaian spesies endemik dan plasma nutfah tanaman yang bermanfaat bagi kehidupan.
Karena proses geologi, Indonesia menjadi negeri yang dilintasi oleh awal peradaban hominid atau perkembangan para hominid seperti Homo erectus. Sekitar 60 % Homo erectus dunia ditemukan fosilnya di Indonesia.
Karena proses geologi, Indonesia dihuni oleh begitu banyak kelompok etnis seperti sekarang, sekitar 300 suku bangsa, yang berujar dengan 742 bahasa suku atau dialek yang keragaman budayanya sangat luar biasa dan menarik. Geologi mengontrol etnogenesis banyak bangsa dan suku bangsa di dunia termasuk Indonesia.
Dan sebagainya, sekadar menunjukkan geologi dan Indonesia erat berkaitan bagi kekayaan nonhayati dan hayati Indonesia.
INDONESIA: SEBUAH NEGERI YANG DIBERKATI
John Katili, salah seorang ahli geologi pertama Indonesia pernah menulis bahwa sumberdaya alam yang banyak terjadi akibat implikasi geologi adalah warisan dan modal nasional. Ditulisnya bahwa Indonesia memang dikaruniai Tuhan dengan sumberdaya alam yang kaya.
Pegunungan salju yang menjadi tulang punggung Papua mengandung emas, perak dan tembaga berharga, salah satu yang terkaya di dunia. Minyak dan gas pun terdapat di dalamnya. Sementara itu perbukitan rendah di Bangka dan Belitung serta perairan di sekitarnya telah menjadi sumber timah dunia. Lalu dataran rendah di timur Sumatra Utara, Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kepala Burung Papua, dan semua wilayah lepas pantai di sekitarnya adalah daerah-daerah utama penghasil minyak dan gas yang telah menjadi sumber energi bagi Indonesia lebih dari seratus tahun sampai sekarang.
Daerah hutan membentang di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua; hasil hutan adalah penghasil devisa yang sangat penting. Belum lagi laut dan lautan Indonesia yang kaya akan berbagai organisme untuk keperluan pangan dan keperluan lainnya. Barang tambang yang digali dari dasar laut pun baru minyak dan gas, belum banyak mineral yang lain.
GEOLOGI INDONESIA: RUMIT NAMUN MENARIK
Telah sejak lama Indonesia diminati para ahli geologi. Hal ini tak lepas dari keindahan Nusantara sebagai gugusan kepulauan di wilayah Khatulistiwa, seperti kata Multatuli (1860) bahwa Oost Indies, Hindia Timur, atau Indonesia adalah : ”...een gordel van smaragd die zich slingert rond de evenaar...” (sabuk zamrud yang berjajar sepanjang khatulistiwa)
Kita bisa kutip di sini pendapat-pendapat para ahli geologi yang pernah menekuni geologi Indonesia dan telah menghasilkan karya-karya yang patut menjadi sumber pengetahuan yang baik.
van Bemmelen (1949): “The East Indian Archipelago is the most intricate part of the earth’s surface…The East Indies are an important touchstone for conceptions on the fundamental problems of geological evolution of our planet…”
Katili (1973): “Differences in the geological environment of the various arc-trench systems in Indonesia are responsible for the complexity and discrepancies in the geology between the numerous islands.”
Hamilton (1979): “Indonesia represents an ideal level of complexity for analysis within the framework of available concepts of plate tectonics.”
Simandjuntak dan Barber (1996): “The Indonesian archipelago represents an immensely complicated triple junction, involving a complex pattern of small marginal ocean basins and microcontinental blocks bounded by subduction zone, extensional margins, and major transcurrent faults.”
Hall dan Blundell (1996): “Indonesia is probably the finest natural geological laboratory in the world...It is a spectacular region in which the manifestations and processes of plate collision can be observed at present and in which their history is recorded.”
Sukamto (2000): “…Indonesian Region…has proved to be very attractive to the earth scientists…Many earth scientists have attempted to explain the various unique geological phenomena by theories, hypotheses and models. ”
Dari segi ilmu kebumian, Indonesia benar-benar merupakan daerah yang sangat menarik. Kepentingannya terletak pada rupabuminya, jenis dan sebaran endapan mineral serta energi yang terkandung di dalamnya, keterhuniannya, dan ketektonikaannya. Oleh sebab itulah, berbagai konsep geologi mulai berkembang di sini, atau mendapatkan tempat untuk mengujinya (Sukamto dan Purbo-Hadiwidjoyo, 1993).
GEOLOGI INDONESIA DAN MANFAATNYA
Inilah wilayah yang memiliki salah satu paparan benua yang terluas di dunia (Paparan Sunda dan Paparan Sahul), dengan satu-satunya pegunungan lipatan tertinggi di daerah tropika sehingga bersalju abadi (Pegunungan Tengah Papua), dan di sini pulalah satu-satunya di dunia terdapat laut antarpulau yang terdalam (-5000 meter) (Laut Banda), dan laut sangat dalam antara dua busur kepulauan (-7500 meter) (Dalaman Weber). Dua jalur gunungapi besar dunia (Mediterania dan Sirkum Pasifik) bertemu membelit Nusantara. Beberapa jalur pegunungan lipatan dunia pun saling bertemu di Indonesia.
Dinamika tektonik Indonesia termasuk yang paling aktif di dunia, yang dicirikan oleh aktivitas gunungapi dan kegempaan. Tiga erupsi gunungapi terbesar di dunia terjadi di Indonesia, yaitu Toba (sekitar 74.000 tahun yang lalu), Tambora (1815), dan Krakatau (1883). Erupsi ketiga gunungapi ini pada masanya telah mengubah lingkungan fisik geosfer, hidrosfer, atmosfer dan biosfer secara global. Gempa dahsyat nomor dua di dunia juga terjadi di Indonesia setara dengan 9.1 skala Richter (Aceh, 26 Desember 2004).
Laut yang luas di wilayah tropika, yang hangat sepanjang tahun, telah membuat Indonesia menjadi kawasan perkembangan terumbu karang terkaya di dunia. Kawasan Indonesia memiliki spesies hewan karang (scleractinian coral) paling banyak di antara laut-laut tropis di seluruh dunia yang melingkar equator sejak Afrika-Indonesia-Pasifik baratdaya sampai Karibia.
Dasar laut di Nusantara juga sangat kompleks, mencerminkan kompleksitas geologinya. Tak ada negara lain di dunia yang mempunyai relief dasar laut yang begitu beragam seperti di Nusantara (Nontji, 2002). Hampir semua bentuk topografi dasar laut ada di Nusantara : palung laut dalam, cekungan atau pasu dalam yang terkurung, lereng yang curam, rangkaian pegunungan bawahlaut, gunungapi bawah laut, dan paparan dangkal. Begitupun kekayaan biota laut Nusantara, tak ada duanya di dunia (Nontji, 2000).
Indonesia juga karena aktivitas geologinya, kaya akan berbagai mineral dan sumber energi yang sangat dibutuhkan manusia. Salah satu jalur timah terkaya di dunia menjulur sampai di Nusantara di wilayah-wilayah Riau Kepulauan sampai Bangka-Belitung, berbagai jalur mineralisasi emas, perak, dan tembaga membelit Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua. Tambang emas dan tembaga di Pegunungan Tengah Papua termasuk deposit emas terkaya di dunia. Indonesia juga kaya akan mineralisasi nikel dan kromit berkat tersingkapnya beberapa massa kerak samudera di wilayah Indonesia Timur (Sulawesi Timur, Kepulauan Maluku, utara Papua).
Cekungan-cekungan sedimen pengandung lapisan minyak dan gas serta batubara tersebar luas di Indonesia. Sebuah pemetaan cekungan terbaru telah mengidentifikasi keberadaan 128 cekungan sedimen. Belum sampai seperempatnya tergarap dan terbukti sebagai cekungan minyak dan gas, sehingga potensi migas Indonesia masih besar. Kehadiran 50 petroleum system yang telah terbukti dan 100 petroleum system potensial akan menjadi pedoman para geologist untuk menemukan migas di Indonesia.
Batubara Indonesia juga jumlahnya cukup besar dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik ditambang sebagai bahan pencampur pembuatan baja, bahan bakar energi pembangkit listrik, maupun pemanfaatan kandungan gas metana.
Jalur-jalur volkanik Indonesia membuka peluang pemanfaatan energi panas bumi, terutama di wilayah-wilayah yang aktivitas volkanismenya telah menurun. Indonesia adalah wilayah dengan potensi panasbumi terbesar di dunia. Pembangkit-pembangkit listrik tenaga panasbumi seperi Salak, Patuha, Kamojang, Dieng, dan Lahendong adalah beberapa contoh pemanfaatannya. Masih sangat besar potensi pemanfaatan panasbumi Indonesia untuk ratusan tahun ke depan.
Laut-laut dalam Indonesia di tepian wilayahnya, atau lautdalam di tengah wilayahnya seperti Selat Makassar atau Laut Banda menyimpan potensi energi masa depan yang sangat luar biasa besarnya, gas hidrat, yang saat ini masih belum termafaatkan oleh teknologi di dunia. Betapa besarnya energi ini sebab temperatur yang dingin dan tekanan yang kuat telah memampatkan deposit energi ini sampai 144 kalinya, maka ketika energi ini dimanfaatkan di permukaan, volumenya mengembang sampai 144 kali, sungguh besar bila dapat dimanfaatkan.
Tektonik Indonesia telah mengatur keterdapatan deposit energi masa depan ini.
Bagian tertentu Indonesia sangat baik untuk dihuni. Ini tidak hanya berlaku saat ini yang memungkinkan orang dapat bercocok tanam dan memperoleh hasil yang baik karena tanah subur dan air yang berlimpah, tetapi juga pada masa lampau, sebagaimana terbukti dengan temuan banyak fosil manusia purba (hominid) di beberapa tempat di Indonesia. Missing link evolusi manusia pertama kali ditemukan di Indonesia, yaitu Pithecanthropus erectus (Dubois, 1892). Maka, Indonesia penting dalam dunia paleoantropologi sebagai salah satu pusat buaian awal peradaban manusia di dunia.
Indonesia pun dibentuk oleh pertemuan dua dunia: asal Asia dan asal Australia. Ini mengakibatkan begitu kayanya biodiversitas Indonesia. Meskipun daratan Indonesia hanya meliputi sekitar 4 % dari luas daratan di Bumi, tidak ada satu negeri pun selain Indonesia yang mempunyai begitu banyak mamalia, 1/8 dari jumlah yang terdapat di dunia. Bayangkan, satu dari enam burung, amfibia, dan reptilia dunia terdapat di Indonesia; satu dari sepuluh tumbuhan dunia terdapat di Indonesia (Kartawinata dan Whitten, 1991). Indonesia juga memiliki keanekaragaman ekosistem yang lebih besar dibandingkan dengan kebanyakan negara tropika lainnya. Sejarah geologi dan geomorfologinya yang beranekaragam, dan kisaran ikim dan ketinggiannya telah mengakibatkan terbentuknya banyak jenis hutan daratan dan juga hutan rawa, sabana, hutan bakau dan vegetasi pantai lainnya (Whitmore, 1984), gletsyer, danau-danau yang dalam dan dangkal, dan lain-lain baik pada masa lalu maupun masa kini.
Semua kepentingan dan keunikan geologi Indonesia ini timbul karena latar belakang perkembangan tektonik wilayah Nusantara. Di sinilah wilayah tempat saling bertemunya tiga lempeng besar dunia : Eurasia – Hindia-Australia – Pasifik yang menghasilkan deretan busur kepulauan dan jajaran gunungapi, tanah yang subur, pemineralan yang kaya dan khas, pengendapan sumber energi yang melimpah, rupabumi yang dahsyat, dan aneka kehidupan yang menakjubkan.
SUMBERDAYA ALAM UNTUK KEMAKMURAN NEGERI
Tidak meragukan bahwa kekayaan sumberdaya alam nonhayati dan hayati Indonesia berlimpah, tetapi ada beberapa hal yang harus diingat seperti tercantum di bawah ini.
1. Sebagian besar sumberdaya alam nonhayati Indonesia masih dalam bentuk potensi. Ada yang telah dikerjakan dan terbukti menghasilkan energi dan mineral yang selama ini menghidupi Indonesia, potensinya jauh lebih besar daripada yang sudah dikerjakan dan terbukti, hanya harus dikerjakan secara masif agar terbukti. Seperempat saja dari potensi itu menjadi terbukti, itu akan sangat baik untuk Indonesia lebih dari 100 tahun ke depan.
2. Pengembangan kekayaan alam energi, mineral dan sumberdaya hayati harus meningkatkan kualitas hidup rakyat dan jangan sampai menjadi sumber masalah.
3. Kerja sama internasional untuk mengembangkan sumberdaya alam harus lebih banyak menguntungkan Indonesia.
4. Pengembangan kekayaan sumberdaya alam ini harus tidak berdampak buruk bagi lingkungan, manusia dan budaya yang berkembang di sekitarnya.
5. Indonesia harus mampu mengubah modal geologinya atau modal hutannya yang terdapat dalam bentuk endapan-endapan migas, mineral, kayu serta sumber-sumber fisik lainnya ke dalam keuntungan sosial dan budaya seperti kemajuan dalam bentuk kesehatan, pendidikan, produktivitas dan perbaikan tata-lingkungan fisik dan lingkungan hidup.
Pembangunan Indonesia yang telah berlangsung puluhan tahun selama ini telah memanfaatkan sumberdaya alamnya. Para ilmuwan geologi dan ilmu-ilmu yang berhubungan telah banyak berperan dalam hal ini. Tetapi tugasnya belum selesai, masih banyak yang harus dikerjakannya, masih banyak potensi energi dan mineral yang harus dibuktikan. Masih banyak eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya alam yang harus dilakukan agar pembangunan Indonesia dapat berlangsung terus. Maka estafet pengabdian di antara para ilmuwan ini harus terjadi agar kesinambungan pembangunan dapat berlangsung terus.
Para ahli geologi adalah agen penting dalam pembangunan Indonesia. Ada kekuatan dalam keahliannya, tetapi juga ada kewajibannya.
“Setiap geologist Indonesia yang berkebangsaan Indonesia harus bersyukur sekaligus bertanggung jawab kepada Negeri dan masyarakatnya sebab geologi Indonesia dahsyat. Abdikan keahlian kalian untuk semata-mata kemakmuran Negeri ini.”
Sumber : awangsatyanablog
0 Comments