Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC), telah merencanakan pengeboran hingga ke mantle bumi. Proyek ini akan dimulai dengan melakukan studi di lepas pantai Hawaii, sebagai target pilihan lokasi. Namun jika lokasi ini tidak sesuai, tim peneliti berencana untuk menginvestigasi daerah lepas pantai dari Kosta Rika dan Meksiko. Semua lokasi pengeboran berada di laut karena kerak bumi kira-kira dua kali lebih tebal di darat seperti di atas air.
Sudah pasti, ini bukan tugas kecil. Rig pengeboran Chikyu yang direncanakan untuk mengebor ini harus melewati 3.5 Km kedalaman air dan melubangi 6 Km kerak untuk mencapai mantel, yang menyumbang ~ 85% volume bumi.
Saat ini, ahli kebumian sudah mengetahui bahwa mantel itu terdiri dari bahan yang berbeda dari pada kerak bumi. Bahan mantel memiliki rasio magnesium yang lebih tinggi dari pada besi daripada kerak bumi, namun mengandung sedikit silikon dan aluminium dari permukaan planet kita. Kita juga tahu bahwa mantel perlahan beredar berkat arus konveksi. Salah satu titik yang dipilih ini adalah lokasi Hotspot yang dianggap lokasi dimana memiliki kerak yang lebih tipis dan dangkal dibandingkan lokasi-lokasi lainnya.
“Looh Pakde, lah selama ini kok tahu ada mantle dibawah sana itu dari mana ?”
“Selama ini, salah satunya hanya diketahui dengan dugaan gelombang gempa. Seperti ahli geologi pada umumnya. Bagaimanapun perlu melihat “batu”-nya. Bukan hanya meraba menggunakan gelombang, Thole”
Tapi di luar fakta ini, ada banyak hal yang tidak kita ketahui. Ada beberapa pertanyaan mengenai bagaimana hot spot ini berhubungan dengan gempa bumi dan letusan gunung berapi di permukaan bumi, bagaimana arus konveksi berinteraksi dengan lempeng tektonik, dan bagaimana mantel tersebut rupanya dapat mengalami gempa bumi sendiri pada kedalaman 250 sampai 420 mil. Pemerintah Jepang membantu mendanai ekspedisi Chikyu karena berharap informasi yang kami dapatkan dapat digunakan untuk prediksi gempa. Tim peneliti berharap dapat menyelidiki interaksi antara kerak dan mantel untuk memahami bagaimana kerak bumi terbentuk, dan untuk menentukan dengan pasti seberapa dalam kehidupan mikroba di bumi.
Walaupun berharap sudah mengebor sedalam 10 Km, itupun masih baru menembus kulit terluarnya saja |
Tim Jepang berharap dapat memulai pengeboran pada awal 2020-an, dengan 2030 ditetapkan sebagai batas waktu maksimum. Survei di lapangan bukanlah satu-satunya isu penting yang harus ditangani – Chikyu harus menguji pipa bor enam kilometer yang akan digunakannya, dan Jepang mungkin berharap menemukan negara lain tertarik untuk membantu proyek tersebut.
“Padhe, untuk apa Jepang melakukannya ?”
“Ini bagian dari risetnya Jepang untuk mengetahui hubungan dinamika mantle bumi pada munculnya gempa”.
Paling tidak ada tiga hal yang diduga mempengaruhi gempa, Aktifitas Core (Inti), Gunungapi dan pergerakan kerak, serta pergerakan astronomi yang walaupun kecil namun dapat memicu terlepasnya regangan dalam kerak bumi.
Tehnologi pengeborannya dapat dilihat disini :
Sumber : Rovicky
0 Comments